Mounev

Mar, 13 2022 . 11 min read

Build Your Customer Loyalty with Emotional Branding

Emotional branding merupakan teori yang dicetuskan oleh Marc Gobe, salah satu pakar marketing. Emotional branding merupakan pengembangan dari konsep branding pada umumnya secara definisi Emotional branding ini merupakan sarana bagi konsumen dan brand dalam membangun hubungan secara tidak disadari/ brand loyalty yang dibentuk dengan menggunakan faktor emosional.

 

Emotional branding juga didasari oleh keadaan sekarang ini dimana sudah terlalu banyak iklan yang tersebar baik secara offline maupun online yang disuguhkan ke konsumen sehingga membuat konsumen merasa jenuh. maka dari itu perusahaan perlu bersaing dengan menonjolkan sisi emosional tersebut untuk membuat konsumen merasa tersentuh secara emosional ketika melihat brand dari perusahaan tersebut.

 

Konsep Emotional branding ini tidak hanya berbicara mengenai satu arah tetapi juga dua arah sehingga konsumen menjadi tersentuh atau mulai tertarik dan merasa bahwa mereka membutuhkan hal tersebut melalui branding yang dilihatnya.

Dalam hal ini saya merangkumnya ke dalam 4 aspek yang dibutuhkan dalam emotional branding untuk mencapai brand loyalty itu sendiri .

1.   Sensory, dimana sensory ini merupakan teknik yang bertujuan membangun sense atau rasa pengalaman bagi customer yang dituju.

 

Contohnya kita bisa mengambil dari iklan burger king, dimana dia mengambil tema burn that ad, disini customer diminta untuk men-download aplikasi burger king, yang nantinya bertujuan untuk “membakar” iklan-iklan dari kompetitor mereka seperti MCD dan KFC, kemudian setelah “membakar” iklan tersebut, nanti akan muncul voucher burger king yang dapat dipakai di restoran burger king. Intinya sensory merupakan teknik untuk membuat customer memiliki hubungan 2 arah dengan si produk tersebut sehingga dapat mudah diingat oleh si customer.

 

2.   Story Telling, yaitu teknik menceritakan suatu produk yang dibawa oleh suatu perusahaan melalui testimonial customernya ataupun ilustrasi cerita dari karakter fiksi dengan tujuan agar konsumen yang dituju dapat merasakan cerita yang dibawa sesuai dengan kehidupan mereka atau apa yang sedang mereka butuhkan.

 

Contohnya kita bisa mengambil iklan kredivo, dimana iklan ini menunjukkan 3 remaja yang sedang bercerita tentang kehidupan mereka yang ingin membeli suatu produk namun kekurangan dana yang membuat mereka pada akhirnya memakai produk kredivo tersebut. Intinya storytelling membuat perusahaan tidak langsung menjual produk mereka secara eksplisit tapi membawa sebuah cerita terlebih dahulu untuk mengajak customer merasakan bahwa cerita tersebut sesuai dengan apa yang sedang mereka hadapi, dengan harapan customer akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan dalam cerita yaitu menggunakan produk dari perusahaan tersebut.

  

3.   Cause Branding adalah pendekatan top-down, dalam hal ini perusahaan menentukan masalah sosial dan lingkungan mengenai apa saja yang perlu mereka benahi, kemudian mereka memperjualbelikan produk mereka sesuai dengan masalah sosial yang dapat diselesaikan melalui produk tersebut,

 

Contohnya seperti iklan adidas yang menjual sepatu dari sampah plastik di lautan. Disini adidas membuat customer merasa bahwa ketika mereka membeli produk tersebut hal ini tidak hanya berguna untuk si customer secara fungsional saja tetapi juga berguna secara emosional melalui gimmick menyelamatkan lautan dari sampah plastic. Intinya ini merupakan teknik branding yang berusaha mengangkat sisi empati dari si customer agar mereka merasa bahwa ketika mereka membeli produk tersebut apa yang mereka lakukan ini tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri namun juga bermanfaat bagi banyak orang 

  

4.   Empowerment, hal ini berbeda dengan cause branding, dimana empowerment lebih meng-engage customer ke sisi pribadi mereka. Empowerment biasanya berbicara mengenai menghargai diri sendiri yang bertujuan untuk self esteem.

 

Contohnya iklan-iklan produk kecantikan seperti iklan dove yang bertema “dove real beauty sketches”, disini dove tidak memakai bintang iklan seperti model atau artis pada umumnya, tetapi mereka mengajak beberapa wanita biasa untuk dilukis wajahnya oleh seorang pelukis dengan cara mendeskripsikan wajah mereka masing-masing dan dari sekian banyak wanita yang dilukis tersebut mereka merasa bahwa diri mereka tidaklah cantik, padahal apa yang mereka deskripsikan (dengan rasa tidak percaya diri) tidak sesuai dengan wajah asli mereka nyatanya wajah asli mereka jauh lebih cantik dari yang mereka deskripsikan. Jadi pada intinya iklan ini menunjukkan bahwa masih banyak wanita diluar sana yang tidak percaya diri dengan kecantikan mereka. Lalu muncullah brand placement si dove itu sendiri di akhir video. Intinya empowerment mengajak perusahaan untuk berlomba-lomba menyentuh sisi pribadi customer mereka untuk membangun relationship antara si produk tersebut dengan customer.

  

 

Related